Langsung ke konten utama

Pentingnya Vaksin Polio Tetes dan Injeksi




Polio atau poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen. Meskipun Indonesia telah dinyatakan bebas polio oleh WHO pada tahun 2014, ancaman virus polio masih ada, terutama jika imunisasi tidak dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami pentingnya vaksinasi polio dan jenis-jenis vaksin yang tersedia.

Jenis Vaksin Polio

Ada dua jenis vaksin polio yang saat ini digunakan di Indonesia: vaksin polio tetes (oral) dan vaksin polio injeksi. Meskipun kedua vaksin ini memiliki tujuan yang sama, yaitu melindungi anak dari polio, ada beberapa perbedaan penting antara keduanya.
  1. Vaksin Polio Tetes (Oral Polio Vaccine/OPV)

    Vaksin polio tetes, juga dikenal sebagai vaksin Sabin, merupakan vaksin yang terbuat dari virus hidup yang telah dilemahkan. Diberikan secara oral, vaksin ini sangat mudah digunakan dan umumnya lebih disukai oleh banyak orang tua karena tidak memerlukan injeksi.

    Cara Kerja: Setelah diteteskan ke mulut bayi, virus yang dilemahkan ini akan bekerja di saluran pencernaan, membentuk antibodi yang siap melawan virus polio jika suatu saat anak terpapar. Karena virusnya hidup, vaksin ini tidak diberikan kepada anak-anak dengan kekebalan tubuh yang rendah, seperti yang menjalani kemoterapi atau memiliki penyakit defisiensi imun lainnya.

    Efek Samping: Salah satu risiko kecil dari vaksin ini adalah terjadinya VDPV (Vaccine-Derived Poliovirus), yang merupakan jenis virus polio yang berasal dari vaksin itu sendiri. Meskipun sangat jarang terjadi, VDPV dapat menular melalui feses atau sekresi oral.

    Perubahan dalam Vaksin Polio Tetes: Pada tahun 2016, vaksin polio tetes mengalami perubahan dari jenis trivalen (yang melindungi dari tiga tipe virus polio) menjadi bivalen (yang melindungi dari dua tipe virus polio). Ini dilakukan karena tipe 2 dari virus polio telah lama tidak ditemukan, sehingga dihilangkan dari vaksin untuk mengurangi risiko VDPV.

  2. Vaksin Polio Injeksi (Inactivated Polio Vaccine/IPV)

    Vaksin polio injeksi, juga dikenal sebagai vaksin Salk, dinamai dari penemunya, Jonas Salk, pada tahun 1955. Berbeda dengan vaksin tetes, vaksin ini terbuat dari virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan di lengan atau paha.

    Cara Kerja: Karena virusnya mati, vaksin ini membentuk antibodi di dalam darah, sehingga tidak ada risiko penularan melalui feses atau sekresi. Vaksin ini juga aman digunakan pada anak-anak dengan kekebalan tubuh yang rendah.

    Keunggulan: Vaksin polio injeksi memberikan perlindungan terhadap semua tipe virus polio, termasuk tipe 2 yang telah dihilangkan dari vaksin tetes. Ini menjadikannya penting, terutama di daerah-daerah yang masih berisiko tinggi terhadap polio.

Mengapa Keduanya Diperlukan?

Meskipun ada dua jenis vaksin, keduanya tidak saling menggantikan. Sebaliknya, vaksin tetes dan injeksi saling melengkapi untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap polio. Vaksin tetes bekerja di saluran pencernaan dan membantu memutus rantai penularan virus polio di masyarakat, sementara vaksin injeksi memberikan perlindungan yang kuat dalam darah.

Dalam jadwal imunisasi, vaksin tetes diberikan beberapa kali, mulai dari saat bayi baru lahir hingga usia beberapa bulan. Sementara itu, vaksin injeksi diberikan bersamaan dengan vaksin lain, seperti DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus), untuk memastikan anak-anak mendapatkan perlindungan penuh.

Pemberian vaksin polio, baik tetes maupun injeksi, sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko lumpuh layu akibat polio. Meskipun Indonesia telah dinyatakan bebas polio, vaksinasi tetap diperlukan untuk mencegah kemungkinan kembalinya virus ini, terutama jika ada kasus polio liar di masa mendatang. Pastikan untuk selalu mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan, dan segera bawa anak-anak Anda ke posyandu, puskesmas, atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan vaksinasi polio.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Luar Biasa Biji Pepaya untuk Kesehatan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Selama ini, biji pepaya sering kali dianggap sebagai limbah yang harus dibuang. Padahal, biji kecil ini ternyata menyimpan berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa. Mari kita pelajari lebih dalam tentang manfaat biji pepaya dan bagaimana cara memanfaatkannya untuk kesehatan kita. 1. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan Biji pepaya memiliki kemampuan untuk membantu pencernaan. Biji pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Vibrio cholera, dua jenis bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare dan infeksi usus. Mengonsumsi biji pepaya setiap hari, meskipun hanya satu sendok kecil, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dengan membunuh bakteri-bakteri berbahaya di dalam usus. 2. Menjaga Kesehatan Ginjal Ekstrak biji pepaya dapat melindungi ginjal dari kerusakan, terutama yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan seperti paracetamol. Biji pepaya ini juga mengandung antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel ginjal, menjadikannya sangat ...

Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Biduran

Biduran, atau dalam istilah medis dikenal sebagai urtikaria, adalah salah satu masalah kulit yang cukup umum dan sering kali mengganggu. Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam merah, bentol-bentol, serta rasa gatal yang intens di berbagai bagian tubuh. Meskipun terlihat sepele, biduran bisa sangat mengganggu kenyamanan, terutama jika terjadi di malam hari. Mari kita pelajari lebih dalam tentang apa itu biduran, penyebabnya, serta cara efektif untuk mengatasinya. Apa Itu Biduran? Biduran adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit yang sering kali disebabkan oleh alergi. Bentol-bentol merah yang muncul pada kulit adalah hasil dari pelepasan zat kimia dalam tubuh yang disebut histamin. Histamin adalah mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel imun sebagai respon terhadap berbagai pemicu, seperti alergi makanan, obat-obatan, atau faktor lingkungan. Selain gatal dan bentol, biduran juga bisa menyebabkan pembengkakan pada kulit yang terasa tidak nyaman. Penyebab Utama Biduran Biduran b...

Bebas dari GERD! Panduan Lengkap Mengatasi Asam Lambung Naik

Penyakit asam lambung atau dikenal dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) seringkali menjadi momok bagi banyak orang. Sensasi panas di dada seperti terbakar, rasa pahit di mulut, dan gejala lain yang mengganggu, bisa membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Namun, tahukah Anda bahwa banyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah ini? Apa Itu GERD? GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri di bagian dada. Meskipun seringkali disalahartikan sebagai gejala penyakit jantung, GERD sebenarnya disebabkan oleh lemahnya klep antara lambung dan kerongkongan, sehingga asam lambung bisa naik kembali. Penyebab Utama GERD terdapat beberapa faktor yang dapat memicu GERD, di antaranya: Makanan dan Minuman : Makanan yang mengandung kafein, cokelat, keju, dan makanan berlemak tinggi bisa meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung. Kebiasaan Setelah Makan : Langsung t...