Banyak orang tua mungkin pernah menghadapi situasi ini: anak terlihat sangat aktif, sulit duduk diam atau mudah sekali terdistraksi saat belajar. Mungkin beberapa orang tua berpikir, "Namanya juga anak-anak, mereka memang suka berlarian dan susah fokus." Namun, ketika perilaku tersebut terjadi secara berlebihan, bisa jadi ini adalah tanda dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.
Saya, Sundari Jayanti, seorang psikolog, ingin membantu Anda lebih memahami apa itu ADHD, serta bagaimana mengenali dan menangani kondisi ini dengan tepat.
Apa Itu ADHD?
ADHD adalah kelainan neuropsikologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus, mengendalikan perilaku dan mengelola aktivitas harian. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga pada remaja dan orang dewasa. Prevalensi ADHD cukup signifikan, terjadi pada sekitar 5 hingga 11% anak-anak dan 2 hingga 5% orang dewasa.
Ada tiga jenis utama ADHD yang penting untuk dikenali:
Dominan Hiperaktif-Impulsif: Anak yang mengalami tipe ini seringkali sangat aktif, penuh energi dan terkadang membuat keputusan tanpa memikirkan konsekuensinya. Mereka selalu bergerak, berbicara berlebihan dan cenderung menyela percakapan.
Dominan Inatentif: Pada jenis ini, anak sulit fokus, mudah terdistraksi dan tidak bisa duduk diam untuk waktu lama. Mereka mungkin kehilangan minat pada tugas sebelum menyelesaikannya.
Kombinasi Hiperaktif-Impulsif dan Inatentif: Ini adalah bentuk gabungan dari kedua jenis sebelumnya. Anak-anak ini menunjukkan tanda-tanda hiperaktif sekaligus kesulitan dalam mempertahankan perhatian.
Gejala ADHD yang Perlu Diwaspadai
Beberapa gejala ADHD yang sering muncul adalah:
Kesulitan berkonsentrasi: Anak-anak dengan ADHD sering kali tidak bisa fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama. Mereka mungkin tidak menyelesaikan tugas sekolah atau lupa akan tugas yang diberikan.
Hiperaktif: Mereka terus bergerak, seakan-akan tidak bisa berhenti. Anak-anak ini sering berlarian tanpa tujuan, selalu berbicara dan bahkan menyela pembicaraan orang lain.
Impulsif: Mereka cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya, misalnya tiba-tiba melompat ke tengah percakapan atau mengambil keputusan mendadak.
Sulit mengatur emosi: Anak dengan ADHD mungkin kesulitan mengendalikan emosinya, yang membuat mereka mudah marah, cemas atau bahkan frustrasi.
Selain memengaruhi anak-anak, ADHD juga sering memengaruhi prestasi akademik, kemampuan bersosialisasi dan hubungan interpersonal. Jika tidak ditangani, gejala ADHD dapat terus berlanjut hingga dewasa, memengaruhi kinerja di tempat kerja dan hubungan sosial.
Apa Penyebab ADHD?
Para peneliti terus mencari tahu penyebab pasti ADHD, namun beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan ADHD meliputi:
Faktor genetik: ADHD sering kali diwariskan dalam keluarga. Jika salah satu orang tua memiliki ADHD, ada kemungkinan besar anak juga akan mengalami gangguan ini.
Ketidakseimbangan kimia di otak: ADHD berkaitan dengan adanya perbedaan fungsi dan struktur otak, terutama dalam pengelolaan senyawa kimia seperti dopamin yang memengaruhi konsentrasi dan kontrol perilaku.
Faktor lingkungan: Paparan terhadap bahan kimia berbahaya atau racun di lingkungan tempat anak tinggal, serta peristiwa traumatis yang dialami anak, juga bisa menjadi faktor pemicu ADHD.
Nutrisi selama kehamilan: Gizi yang kurang selama masa kehamilan, terutama pada ibu, bisa berkontribusi pada perkembangan ADHD pada anak.
Bagaimana Penanganan ADHD?
Mengelola ADHD membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan multidisipliner, termasuk melalui:
Pengobatan medis: Dokter biasanya meresepkan obat untuk membantu mengelola gejala ADHD, seperti meningkatkan fokus atau mengurangi hiperaktivitas.
Terapi psikologis: Terapi perilaku, terapi interaksi sosial dan terapi atensi sangat bermanfaat bagi anak dengan ADHD. Psikoedukasi juga membantu anak-anak dan keluarga memahami kondisi ini dengan lebih baik.
Pendekatan orang tua: Orang tua memegang peran penting dalam mendukung anak dengan ADHD. Meningkatkan rasa percaya diri anak, membantu mereka menemukan strategi belajar yang tepat, serta membentuk jadwal rutin yang terstruktur bisa sangat membantu.
Kelebihan Anak dengan ADHD
Satu hal yang perlu ditekankan: ADHD bukanlah kekurangan. Justru, anak-anak dengan ADHD sering memiliki fokus yang luar biasa pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka berpikir kreatif dan sering kali sangat bersemangat saat mengejar apa yang mereka minati.
Sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitar anak-anak dengan ADHD, tugas kita adalah membantu mereka menemukan strategi belajar yang sesuai dengan keunikan mereka. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa berkembang menjadi individu yang berprestasi dan bahagia.
Jika Anda curiga anak Anda mungkin memiliki ADHD, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional, seperti dokter anak, psikolog atau terapis. Penanganan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan mereka. Ingat, anak dengan ADHD bukanlah anak yang berbeda; mereka hanya membutuhkan cara yang berbeda untuk belajar dan berkembang.

Komentar
Posting Komentar